DRAMA BAHASA INDONESIA

RARA JONGGRANG GENTAYANGAN

Pemain  : 

1. Aldian Taufiqul Hakim            sebagai       Bandung Bondowoso (BB) 
2. Asni Askariawati                    sebagai       Jin 2 
3. Bayu Yoga Pratama                sebagai       Dukun 
4. Berliantina Dianita Putranti      sebagai       Rara Jonggrang (RJ) 
5. Febriana Qodarriyany             sebagai       Jin 1 
6. Martadhi Dendra Permata       sebagai       Security 
7. Venika Sefva Distyan              sebagai       Wisatawan 2 
8. Yoffi Indityana Sari                 sebagai       Wisatawan 1

Naskah :

Bagian 1 (RJ meminta syarat)

Pada suatu hari BB datang kepada RJ bermaksud ingin melamar RJ untuk menjadi istrinya, namun RJ menolak dia tidak ingin dinikahi oleh BB. Tetapi RJ tidak mengatakan kalau dia menolak lamaran BB, RJ meminta syarat kepada BB, jika BB ingin menjadi suami RJ. RJ memikirkan syarat yang cukup sulit untuk BB.

BB                : “Hai permaisuriku”

RJ                 : “Hah? Siapa yang kau panggil?”

BB                : “Jelas kau lah RJ, maukah kau menjadi permaisuriku?”

RJ                 : “Kau melamarku?”

BB                : “Yaaa bisa dibilang begitu, skali lagi aku bertanya maukah kau menjadi permaisuriku?”

RJ                 : “Hahah.. tidak semudah itu BB. Kau harus membuatkanku 1000 candi sebagai syarat jika kau ingin menjadi pendampingku, candi itu harus selesai sebelum matahari terbit esok hari.”

BB                : “Hanya itu? Tidak ada yang lebih? Baiklah akan ku turuti persyaratanmu itu.”

RJ                 : “Okee aku tunggu kerja kerasmu BB!”

Bagian 2

Setelah BB meenerima persyaratan yang diberikan oleh RJ. BB menyuruh jin, anak buahnya untuk membantunya membuat candi untuk RJ. Ditengah pengerjaan, mereka merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat (ngeteh, makan pisang).

BB                : “Wahai jinjinku semua.. kalian ku kumpulkan ditempat ini karena aku ingin meminta bantuan kalian”

Jin 1              : “Bantuan apa bos?”

BB                : “Bantulah aku membuatkan 1000 candi untuk calon permaisuriku dalam waktu 1 malam, sanggup kah kalian untuk membantuku mengerjakannya?”

Jin 2              : “Gan, apakah waktu 1 malam ini cukup untuk menyelesaikan 1000 candi?

BB                : “Kalian kan punya banyak teman. Jadi kalian menyuruh teman-teman kalian untuk membantu mengerjakaan.”

Jin 1              : “Tapi gan, kita kan juga membutuhkan tenaga?”

BB                : “Tenang saja, kalau hanya itu masalahnya. Nanti kalau kalian lelah kalaian bisa beristirahat, akan ku sediakan makanan untuk kalian.”

Jin 2              : “Baiklah kalau begitu.”

BB                : “Tapi ingat hanya dalam waktu 1 malam dan berakhir pada saat matahari terbit.”

Jin 1 dan 2    : “Baik gan !” (hormat)

Tanpa menunda nunda waktu, jin yang diberi mandat oleh BB mengumpulkan teman-temannya untuk membantu memebuat candi. Malampun tiba, para jin pun bersiap untuk membuat 1000 candi, namun di tengah proses pengerjaan jin merasa kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil makan dan minum. Namun, tanpa sengaja salah seorang jin membuang kulit pisang sembarangan.

Bagian 3

“Kukuruyuuuk ....” suara kokokan ayam membuyarkan pekerjaan para jin. Karena ketakutan mereka pergi.

Jin 1              : “Maaf gan, kami sudah tidak bisa meneruskan pekerjaan kami”

BB                : “Why ? kenapa?”                                  

Jin 2              : “Ayam sudah berkokok bos, dan matahari akan segera muncul. Jika kami terkena sinar matahari, kami akan terbakar”

BB                : “Baiklah, tapi apakah sudah ada 1000 candi?”

Jin 1 dan 2    : “Yes gan !!”

Tidak lama kemudian RJ datang

RJ                 : “Hey BB , apakah kamu telah menyelesaikan syaratku?”

BB                : “Tentu saja permaisuriku”

RJ                 : ”Puih, aku bukan permaisurimu !! baik, aku akan mulai menghitung satu... tilu... papat... anam” (bergumam)

BB                : “Hahahaa ... sudah 1000 kan?”

RJ                 : “Kau jangan sombong dulu BB ! candi itu kurang satu !”

BB                : “Apa ? Kurang satu? Tidak mungkin anak buahku telah menyelesaikan semuanya!”

RJ                 : “Aku tidak mau tau BB !”

BB                : “Hmmm (berfikir) bagaimana kalau candi yang ke-1000 itu kamu RJ !” (mau nyihir)

RJ                 : (lari) “Wek wek week ! Kejar aku kalau bisa BB !”

Karena RJ terlalu semangat berlari hingga dia tidak melihat ada kulit pisang didepannya, dia terpeleset dan kepalanya terbentur tanah menginjak kulit itu, kulit yang di buang oleh jin suruhan BB. BB pun menghampiri RJ.

BB                : RJ! RJ! Kamu kenapa? RJ bangunlah! Apa kau baik-baik saja? Jawab aku.

BB sedih, setelah mengecek napas RJ yang sudah tidak berhembus.

Bagian 4

BB kecewa karena gagal menikahi RJ. Ia frustasi karena RJ pergi meninggalkannya ke dunia lain. BB menyesal karena telah membuat RJ meninggal.

BB                : “RJ” . . . (bersedih), jangan tinggalkan aku (menangis, sesenggukan).

Kemudian BB membuka plastik kresek Hitam putih yang ada disampingnya. Ia mengambil sebuah botol yang ada di plastik kresek hitam putih tersebut, sebuah botol merah hijau yang misterius. Botol apakah itu??

BB                : (memegang botol merah hijau/ baygon, sambil ngilang – nggilingi botol baygon)

Kemudian BB mengambil benda kedua yang juga terdapat pada plastik kresek hitam putih. Benda apakah itu? Mari kita lihat bersama – sama.

BB                : (mengambil buah pisang) “Inilah yang membuat RJ meninggalkanku (sesenggukan), jika aku memakan buah ini aku bisa mengakhiri penderitaanku sekarang (sambil memegang buah pisang), RJ . . . aku mencintaimu . . (sambil mengusap air matanya),”

BB                : “RRRRRRJJJJJJJJJ . . . .” (sambil mengacungkan pisang dan berteriak sekencang – kencangnya, kemudian memakan pisang yang dipegangnya tadi. Baru setengah ia memakan pisang tersebut, badannya langsung tersungkur ke bumi/ tanah)

Akhirnya . . . . . . . BB meninggal akibat memakan sebuah benda yang berwarna kuning – kuning yang diduga adalah buah pisang yang sebenarnya telah tercampuri oleh botol hijau merah tersebut, hal itu terjadi karena botol baygon tersebut telah bocor.

Bagian 5

Beberapa ratus tahun kemudian.. candi prambanan telah di pugar dan dijadikan tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik atau mancanegara. Tetapi para wisatawan merasa ada yang aneh di dalam candi, wisatawan sering diganggu oleh kenampakan kenampakan yang aneh. Karena merasa tidak nyaman, wisatawan mengadu kepada penjaga candi tersebut.

Wisatawan 1 : “Pak kenapa di candi ini terjadi keanehan, banyak penampakan dan banyak relief yang terlihat seperti hidup. Sebenarnya ada apa pak?”

Security        : “Ah.. masa iyaaa? Dimana anda melihatnya? “

Wisatawan    : “Itu . . . Itu . . . disana . . . disebelah sana (sambil menelunjuk jarinya) di dekat candi yang itu . .  hihihih”

Wisatawan 2 : “Apa bapak tidak takut?”

Security        : “Ya, sebenarnya saya juga takut, tapi untungnya di candi ini banyak kamera”

Wisatawan 2 : “Lah, terus urusannya apa dengan kamera?”

Security        : “Ya. . . . kalau saya takut  . . . saya lambaikan tangan saya ke kamera donk mbak, tau aja ada orang yang datang”

Wisatawan 1 : “Jangan bercanda pak, saya benar – benar melihat sesosok perempuan mengenakan kebaya di sebelah sana.”

Security        : “Cius ??? Enelan ???? baik, saya akan mencari dukun yang bisa menghilangkan sosok perempuan itu.”

Wisatawan 2 : “Bagus pak sekur . .  Sekurity maksudnya!!”

Bagian 6

Sang penjaga pun mencari dukun untuk mengusir arwah gentayangan di candi yang akhir – akhir ini sering mengganggu wisatawan.

(Setibanya penjaga candi di basecamp dukun)

Dukun          : “Jangan ngomong . . . .jangan ngomong . . .JANGAN NGOMONG!!!! (berteriak) Saya tahu maksud anda.”

Security        : (diam, sambil menggelengkan kepala)

Dukun          : “Kenapa anda diam saja?? Ngomong donk!!!”

Security        : “Katanya jangan ngomong??? Yang bener donk bro”

Dukun          : “Ohh iya, (sambil menerawang) baiklah kalau begitu, saya minta syarat”

Security        : “Iya, bro . . . apa sih syaratnya??? (sambil menggampangkan) Akan saya penuhi apapun syaratnya . . . “

Dukun          : “Saya minta bawakan sesajen, nih listnya . .. “ (sambil memberikan list)

Security        : “Astaga !!!!!!!!!! (kaget) Sebanyak ini?????” (frustasi)

Dukun          : “Kalau tidak mau ya sudah . . . “

Security        : “Mau!!! Mau!!! Mau!!!” (sambil merengek ke dukun)

Dukun          : “Bagus . . . Saya beri waktu 2x24 jam untuk mencarinya!!! Hohohoho”

2x24 sudah terlewati, penjaga pun memberikan sesajen yang telah ia cari kepada dukun.

Bagian 7

Security        : “Ini dia sesajennya pak dukun”

Dukun          : “Baiklah, saya akan bertindak!!”

Dukun lalu menerawang apa yang telah terjadi, dan dukun tersebut menggambar suatu bentuk yang menyerupai seorang wanita yang tidak asing baginya, wanita itu ialah Rara Jonggrang.

Lalu, Dukun mendapatkan suatu ide. Dukun pun mengeluarkan BB-nya dan dengan duduk bersila. Ia mngotak – atik BB-nya. Apa yang dilakukan si Dukun tersebut??? Ternyata,  . . .Selidik punya selidik si Dukun malah chating dengan seseorang, siapa “seseorang” itu??? mari kita lihat bersama – sama.

Isi chatingan :

Dukun          : “PING!!”

BB                : “Iya?”

Dukun          : “Sorry, test contact . . “

BB                : “Iya ga papa”

Dukun          : “Ini Bandung ya? Leh nal?”

BB                : “Iya, ini cp ya?”

Dukun          : “Aku dukun candi Prambanan”

BB                : “Ada perlu apa ya?”

Dukun          : “Aku minta bantuanmu untuk mengusir arwah RJ yang suka mengganggu pengunjung candi. Tolong bujuklah RJ agar pergi dari candi tersebut.”

BB                : “Wani piro?”

Dukun          : “Kuberi kau 3 permintaan”

BB                : “Tidak!!! 5 Permintaan”

Dukun          : “4 Permintaan”

BB                : “3 Permintaan, terima atau tidak?”

Dukun          : “Baiklah terserah kau saja lah”

Setelah dukun memenuhi permintaan BB, dukun berkencan dengan BB di Candi Prambanan pada malam Jumat Kliwon. Dukun dan BB telah samapai di Candi Dan menyiapkan senua sesajen. Kemudian BB melakukan ritual untuk menmanggil RJ, tak berapa lama kemudian RJ pun muncul.

Bagian 8

BB                : “Roro . . .. .”

RJ                 : “Ada apa kau memanggilku Bandung?”

BB                : “Bolehkah aku bicara denganmu?”

RJ                 : “Kenapa? Apa kamu belum puas atas kematianku?”

BB                : “Tidak, bukan itu Roro . . .”

RJ                 : “Lalu apa?”

BB                : “Aku hanya ingin minta maaf atas kematianmu Roro . . .”

RJ                 : “Sudah terlambat untuk meminta maaf Bandung, itu semua sudah terjadi”

BB                : “Aku tahu sebenarnya kamu tidak suka kepadaku bukan? Dan kau hanya memberiku syarat yang tidak mungkin aku sanggupi, benarkah begitu?”

RJ                 : “Benar, itu semua benar Bandung, aku memang tidak menvcintaimu dan membuat syarat yang sulit agar kau mengundurkan diri.”

BB                : “Tetapi Roro, walau kau tak mencintaiku, aku akan tetap mencintaimu meski kau telah tiada, dan aku akan berjanji tidak akan mencintai seseorang selain dirimu.”

RJ                 : “Benarkah begitu bandung?”

BB                : “Iya Rara, pegang janjiku”

RJ                 : “Sungguh tulus cintamu kepadaku Bandung, aku menyesal telah membohongimu”

BB                : “Maafkanlah aku, dan aku akan memaafkanmu”

RJ               : “Baiklah, aku akan memaafkanmu Bandung, tetapi hadiah apa yang akan kuberikan kepadamu dari syaratku dahulu?”

BB                : “Aku sendiri pun sudah tiada, kau tidak mungkin memilikiku . . . Hmmm . . .baiklah, aku hanya ingin kamu kembali ke asalmu dan berjanjilah kamu tidak akan menghantui masyarakat sekitar candi ini, bagaimana? Deal or No Deal?”

RJ                 : “Deal” (sambil berjabat tangan)

BB                : “Terima kasih Rara”

Bagian 9

Akhir cerita, Candi Prambanan menjadi aman dan tentram, meskipun sekarang ini sedikit tidak aman karena diakibatkan oleh orang – orang yang ingin mengambil sesuatu yang berharga yang berada di sekitar candi. Dan Rara Jonggrang dan Bandung Bondowoso hidup tenang di alam mereka masing – masing. Dan akhirnya si Dukun Candi Prambanan tersebut tidak laku lagi, karena sudah tidak ada yang mengganggu di Candi tersebut.