Laporan Praktikum Kimia - Tekanan Osmosis

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

I.              Judul Percobaan                       :    Tekanan Osmosis
II.           Tujuan Percobaan                     :    Menyelidiki Osmosis
III.        Waktu Percobaan                     :    Minggu, 15 September 2013
IV.        Landasan Teori                         :   
Sifat  koligatif  larutan  adalah  sifat  larutan  yang  tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut murni. Terdapat empat sifat koligatif larutan, yang berubah secara perbandingan lurus dengan banyaknya partikel zat terlarut yang terdapat, yaitu :
1.        Penurunan tekanan uap jenuh (∆P)
2.        Peningkatan titik didih (∆Tb)
3.        Penurunan titik beku (∆Tf)
4.        Tekanan osmotik (π)\
Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer kelarutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.
  • Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
  • Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
  • Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
Jika larutan nonelektrolit, maka berlaku:
π = CRT
Jika larutan elektrolit, maka berlaku:
π = CRT. i
keterangan:
π = tekanan osmotik (atm)
CB = kemolaran zat terlarut (mol/L)
R = konstanta gas ideal (0.082 L atm mol-1K-1)
T = suhu mutlak (K)
i = { 1 + ( n – 1 )α }
V.           Alat dan Bahan                        :
1.      Botol aqua 600 ml (2 buah)
2.      Gelas (2 buah)
3.      Telur Ayam
4.      Belimbing Wuluh
5.      Gula
6.      Garam
7.      Air
8.      Alu
9.      Pengaduk
10.  Mangkuk/ Baskom
11.  Gelas Ukur
12.  Larutan HCl
13.  Pisau
14.  Saringan
VI.        Cara Kerja                                :
A.    Percobaan I
1.      Membuat larutan jenuh garam dapur dan larutan jenuh gula tebu. Lalu menempatkannya pada botol aqua 600 ml.
2.      Menandai botol aqua sehingga mudah dibedakan.
3.      Memasukkan buah – buahan berair (belimbing wuluh) yang berkulit ke dalam kedua botol aqua tersebut.
4.      Mengamati perubahan yang terjadi setiap hari selama beberapa hari.
B.     Percobaan II
1.      Menghilangkan kulit luar yang keras pada dua telur yang ukurannya sama dengan cara melarutkan kedus telur ke dalam larutan HCl encer.
2.      Mengambil 2 gelas dan mengisigelas pertama dengan air suling secukupnya untuk dapat dimasuki telur, sedangkan gelas kimia kedua dengan larutan jenuh garam dapur. Kemudain menandai permukaan air pada gelas.
3.      Memasukkan salah satu telur ke dalam gelas yang berisi air suling dan memasukkantelur lainnya ke dalam gelas yang berisi larutan jenuh garam dapur. Kemudian menandai permukaan cairan pada gelas.
4.      Mengamati perubahan yang terjadi selama beberapa hari.
VII.     Hasil Pengamatan                     :
A.    Percobaan I
Hari ke
Larutan NaCl
Larutan Gula
Kondisi
Tinggi
Kondisi
Tinggi
1
Buah masih segar
17 cm
Buah masih segar
17 cm
2
Buah segar
17 cm
Buah membesar
16,6 cm
3
Buah menjadi kisut
16,9 cm
Buah membesar
16,4 cm
4
Buah menjadi kisut
16,7 cm
Buah menjadi kisut
16,2 cm
5
Buah menjadi kisut
16,6 cm
Buah menjadi kisut
15,8 cm
B.     Percobaan II
Tanggal 15 – 18 September 2013: Perendaman telur dengan cuka
Tanggal 18 September 2013:
Hari ke
Air Suling
Larutan NaCl
1
a.         Telur tenggelam
b.         Tinggi air 10 cm
a.         Telur mengapung
b.         Tinggi larutan 10 cm
2
a.         Telur tenggelam
b.         Tinggi air 9,7 cm
c.         Telur bertambah besar
a.         Telur mengapung
b.         Tinggi larutan 10 cm
c.         Besarnya telur tetap
3
a.         Telur tenggelam
b.         Tinggi air 9,3 cm
c.         Telur mengembang
a.         Telur mengapung
b.         Tinggi larutan 10,1 cm
c.         Telur mengerut
VIII.  Analisis Data                            :
1.    Diskusi Produk Kerja I 
Hasil dari diskusi adalah :
·      Larutan garam jenuh lebih pekat dibandingkan larutan gula jenuh.
·      Buah-buhan yang dimasukkan ke dalam larutan garam jenuh lebih mengkerut dibandingkan dimasukkan ke dalam larutan gula jenuh. Hal ini disebabkan larutan garam jenuh lebih pekat dibandingkan larutan gula jenuh. Sedangkan Buah-buhan yang dimasukkan ke dalam larutan gula jenuh lebih mengembang.
·      Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
2.    Diskusi Produk Kerja II
Hasil dari diskusi adalah :
·      Kulit telur dihilangkan menggunakan larutan HCl. HCl ini merupakan larutan bersifat asam kuat yang bersifat merusak kulit telur yang keras.
·      Telur yang dimasukkan ke dalam larutan garam jenuh menjadi mengkerut. Hal ini disebabkan larutan garam jenuh lebih pekat dibandingkan air di dalam telur. Telur yang dimasukkan ke dalam larutan gula jenuh menjadi mengembang. Hal ini disebabkan karena air di dalam telur lebih pekat dibandingkan dengan larutan gula jenuh.
·      Volume ketiga telur tersebut berubah dan berbeda-beda setelah dimasukkan ke dalam tiga larutan yang berbeda-beda. Volune telur yang dimasukkan ke dalam larutan garam jenuh lebih kecil dibandingkan volume telur yang dimasukkan ke dalam larutan gula jenuh.
IX.        Pertanyaan dan Jawaban          :
i.      Pertanyaan:
A.    Percobaan I
1.      Bagaimanakah cara membuat larutan jenuh?
2.      Bagaimanakah perubahan yang terjadi pada buah yang dimasukkan ke dalam larutan jenuh garam dan larutan jenuh gula?
B.     Percobaan II
1.      Mengapa kulit yang keras larut dalam larutan HCl encer?
2.      Jika tidak tersedia larutan HCl encer, larutan apakah yang dapat menggantikannya?
3.      Bagaimanakah perubahan yang dialami telur pada kegiatan ini?
ii.    Jawaban:
A.    Percobaan I
1.      Masukkan garam atau gula secukupnya ke dalam tabung reaksi reaksi yang berisi air, aduk sampai rata. Diamkan larutan tersebut hingga ada endapan, apabila ada endapan maka larutan itu merupakan larutan lewat jenuh. Namun, larutan yang ada diatas endapan tersebut merupakan larutan tepat jenuh.
2.      Buah-buhan yang dimasukkan ke dalam larutan garam jenuh lebih mengkerut dibandingkan dimasukkan ke dalam larutan gula jenuh. Buah-buhan yang dimasukkan ke dalam larutan gula jenuh lebih mengembang dibandingkan dimasukkan ke dalam larutan gula jenuh. Hal ini disebabkan larutan garam jenuh lebih pekat dibandingkan larutan gula jenuh.
B.     Percobaan II
1. Karena adanya reaksi
CaCO3 + HCl                 CaCl2 + H2O + CO2
2. Larutan asam yang lainnya (misalnya cuka (CH3COOH), asam sulfat (H2SO4))
3.      Telur yang dimasukkan ke dalam larutan garam jenuh menjadi mengkerut. Hal ini disebabkan larutan garam jenuh lebih pekat dibandingkan air di dalam telur.Telur yang dimasukkan ke dalam larutan gula jenuh menjadi mengembang. Hal ini disebabkan karena air di dalam telur lebih pekat dibandingkan dengan larutan gula jenuh.
C.            Kesimpulan                               :
Kesimpulan dari eksperimen ini adalah :
·         Larutan garam jenuh lebih pekat di bandingkan larutan gula jenuh.
·         Kulit telur dihilangkan menggunakan larutan HCl. HCl ini merupakan larutan bersifat asam kuat yang bersifat merusak kulit telur yang keras. Larutan lain yang dapat menggantikan larutan HCl adalah larutan cuka atau larutan asam sulfat
·         Jika ada dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dan dibatasi dengan membran semipermeabel maka larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) dapat berpindah ke larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi (hipertonik) untuk mencapai keseimbangan (isotonik).
D.           Lampiran                                  :
GAMBAR ALAT DAN BAHAN

 
Botol aqua 600 ml (2 buah)
 
Gelas (2 buah)
 
Telur Ayam
Belimbing Wuluh
 
Gula

Garam
 
Air Secukupnya
 
Alu

Pengaduk
 
Mangkuk/ Baskom
 
Gelas Ukur
 
Cuka

Pisau
 
Saringan
  

FOTO KEGIATAN PRAKTIKUM
 
Menggerus garam, sehingga menjadi halus
 
Memotong botol aqua agar bisa dimasuki belimbing wuluh
 
Menuangkan air ke dalam baskom
 
Mengaduk larutan garam
 
Menambahkan garam halus ke dalam baskom
Menuangkan gula ke dalam baskom
 
Mengaduk larutan gula
 
Menyaring larutan garam
 
Menuangkan larutan garam ke dalam botol
 
Menuangkan larutan gula ke dalam botol
 
Larutan garam dan larutan gula
 
Menambahkan belimbing wuluh ke dalam larutan garam
 
Menambahkan belimbung wuluh ke dalam larutan gula

Larutan gula dan larutan garam yang telah ditambah dengan buah belimbing wuluh
 
Menuangkan cuka ke dalam gelas

Memasukkan telur ke dalam gelas yang berisi cuka
 
Telur yang sudah dimasukkan ke dalam gelas yang berisi cuka

Telur yang direndam menggunakan larutan cuka (pada hari pertama)
 
Telur yang direndam menggunakan larutan cuka (pada hari ke 2)

Telur yang direndam menggunakan larutan cuka (pada hari ke 2)
 
Mengambil telur dari larutan cuka
 
Mengambil telur dari larutan cuka
 
Menempatkan telur ke dalam larutan garam
 
Telur yang direndam pada larutan garam
 
Telur yang direndam pada air suling


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer