LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


PEMBUATAN KOLOID

I.                   Judul Percobaan                 : Pembuatan Koloid
II.                Tujuan Percobaan               :
Mengetahui dan memahami cara pembuatan sol secara disperse, cara pembuatan sol secara kondensasi, dan cara pembuaatan emulsi.
III.             Hari/ Tanggal Percobaan    : Selasa, 29 Januari 2013
IV.             Landasan Teori                   :
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi.  Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sol adalah system koloid yang fase tedispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut sol padat. Sedangkan emulsi adalah system koloid yang fase terdispersinya berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi padat. Beberapa emulsi (fase terdispersi cair dan medium pendispersi cair) membentuk campuran yang kurang stabil. Misalnya minyak dengan air, setelah dikocok akan diperoleh campuran yang segera memisah jika didiamkan. Emulsi yang semacam itu memerlukan suatu zat pengemulsi (emulgator) untuk membentuk suatu campuran yang stabil. Contohnya : detergen yang digunakan sebagai emulgator bagi emulsi minyak didalam air. Dari pengertian di atas, tampak bahwa proses dialam ini banyak berhubungan dengan system koloid. Tidak terkecuali di lingkungan tempat tinggal kita.
System koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Selain itu juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran partikel suspense kasar menjadi berukuran partikel koloid, cara ini dinamakan dispersi.
1.      Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau dengan pergantian pelarut.
2.      Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
a.       Cara Mekanik
Menurut cara ini butir – butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
b.      Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). Zat pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain.
c.       Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol – sol logam.
V.                Alat dan Bahan                  :


1.      Lumpang dan Alu

2.      Gelas kimia 100 ml 3 buah

3.      Gelas kimia 240 ml

4.      Tabung reaksi biasa

5.      Alat pembakar

6.      Larutan sabun

7.      Kaki tiga dan kawat kasa

8.      Penjepit tabung reaksi

9.      Cawan porselin

10.  Pipet tetes

11.  Gula Pasir

12.  Belerang

13.  Agar – agar


14.  Larutan besi (III) klorida jenuh

15.  Spatula kaca

16.  Minyak goreng

17.  Silinder ukur



VI.             Cara Kerja                          :
A.    Pembuatan sol dengan cara disperse
Sol belerang dalam air:
1.      Mencampurkan satu takaran gula dan satu takaran belerang dalam lumpang. Menggerus campuran tersebut sampai halus.
2.      Mengambil satu takaran campuran tersebut dan mencampurkan lagi dengan satu takaran gula, kemudian menggerus lagi sampai halus.
3.      Melanjutkan pekerjaan tersebut sampai 4 kali, kemudian mengisinya dengan 50 ml air. Mengaduk campuran tersebut dan memperhatikan yang terjadi.
Sol agar – agar dalam air:
1.      Mengambil satu spatula agar – agar dan melarutkan dalam air sebanyak sepertiga tabung reaksi.
2.      Kemudian, untuk memudahkan pelarutan, maka campuran dipanaskan. Lalu mengamati yang terjadi.
B.     Pembuatan sol dengan cara kondensasi
Sol Fe(OH)3:
1.      Memanaskan 50 ml air di dalam gelas kimia 100 ml sampai mendidih.
2.      Menambahkan 25 tetes larutan FeCl3 jenuh, dan mengaduk sambil meneruskan pemanasan sampai larutan berwarna coklat merah. Kemudian mengamati yang terjadi.
C.     Pembuatan Emulsi
1.      Memasukkan 1 ml minyak goreng dan 5 ml air ke dalam tabung reaksi. Menggoncangkan tabung reaksi dengan keras. Meletakkan tabung itu di rak tabung reaksi dan memperhatikan yang terjadi.
2.      Menambahkan 25 tetes larutan sabun. Menggoncangkan tabung reaksi dengan keras. Kemudian meletakkan tabung itu dalam rak dan memperhatikan yang terjadi. Kemudian, hasil pencampuran tersebut merupakan koloid jenis emulsi
VII.          Hasil Pengamatan               :
No
Percobaan
Hasil Pengamatan
1.
Pembuatan sol belerang dalam air
Membentuk campuran yang berwarna putih keruh dan setelah dibiarkan agak lama ada endapan pada bagian bawah campuran
2.
Pembuatan sol agar-agar dalam air
Setelah didinginkan atau dibiarkan sejenak, menjadi padat seperti gel dan warnanya hijau
3.
Pembuatan sol Fe(OH)3 dalam air
Campuran air mendidih dengan FeCl3 menjadi lebuh kental dan Fe(OH)3 warnanya coklat kemerahan
4.
Pencampuran air dan minyak goreng
Air dan minyak goreng tidak tercampur. Kedudukan minyak goreng di permukaan air.
5.
Pencampuran air, minyak goreng, dengan air sabun
Minyak goreng dapat tercampur rata dalam air.
VIII.       Analisis Data                      :
Pembuatan sol belerang menggunakan cara dispersi (mekanik) yaitu dengan menggerus serbuk belerang dan ditambahkan  gerusan zat inert yaitu gula pasir agar belerang dapat tenggelam dalam air. Belerang yang telah dihaluskan bersama gula akan membentuk butiran yang ukurannya menyerupai koloid. Kemudian campuran dilarutkan dalam air sehingga menghasilkan koloid jenis sol.
Untuk pembuatan agar-agar digunakan cara peptisasi. Cara peptiasi ini menggunakan zat pemeptiasi (pemecah) yaitu air dengan dipanaskan untuk memecah molekul-molekul besar dalam hal ini serbuk agar-agar supaya menjadi molekul-molekul kecil ukuran koloid. Setelah air dan agar-agar sudah menyatu sepenuhnya kemudian didinginkan sejenak. Maka jadilah sol padat yaitu agar-agar.
Proses pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara kondensasi yang dilakukan melalui reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis merupakan suatu reaksi garam dengan air. Cara kondensasi itu sendiri bekerja dengan menggabungkan ion-ion dari larutan sejati sehingga membentuk partikel yang lebih besar seperti ukuran partikel koloid (1-100 nm). Reaksi tersebut sudah berlangsung ketika sudah terjadi perubahan warna campuran yang semula merah bata menjadi berwarna coklat kemerahan.
Minyak dan air adalah emulsi (cair bertemu cair namun bersifat antagonis/ tolak – menolak) sehingga tidak bisa larut dalam air. Kedudukan minyak berada di permukaan air, hal ini disebabkan oleh massa jenis minyak yang lebih kecil dari pada massa jenis air.
Agar minyak larut dalam air maka ditambahkan emulgator yaitu larutan sabun. Kemudian air dan minyak tersebut dapat bercampur. Sabun disebut sebagai emulgator karena dapat menggabungkan dua buah fese yang tidak bisa bersatu.
IX.             Pertanyaan dan Jawaban    :
a.       Pertanyaan                    :
1.      Apakah perbedaan pembuatan sol cara dispersi dengan cara kondensasi?
2.      Bagaimanakah pengaruh larutan sabun terhadap campuran air dengan minyak goreng?
3.      Beri masing – masing dua contoh yang termasuk koloid liofil dan liofob!
4.      Pada koloid hidrofil perlu ditambahkan koloid pelindung. Apa manfaat penambahan koloid itu?
5.      Dari berbagi pembuatan cara koloid dengan dispersi dan kondensasi, kelompokkan cara – cara tersebut ke dalam kelompok yang termasuk proses fisika dan proses kimia!
6.      Jelaskan pembuatan koloid dengan cara peptisasi!
7.      Sebutkan cara pembuatan sol belerang yang termasuk cara kondensasi dan cara dispersi!
b.      Jawaban                        :
1.      Perbedaan pembuatan sol cara dispersi dengan cara kondensasi:
Pembuatan sol cara dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan sol dengan cara dispersi meliputi cara mekanik, peptisasi, busur bredig, dan ultrasonik. Pembuatan sol cara kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia, yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
2.      Pengaruh larutan sabun terhadap campuran air dan minyak goreng:
Karena hasil emulsi minyak dalam air (saat minyak dimasukkan dalam air) tidak bisa terlarut, maka kemudian sabun dimasukkan kedalam campuran tersebut. Sabun berfungsi sebagai emulgator, yang artinya mengikat partikel – partikel koloid hidrofob agar tidak terjadi koagulasi atau penggumpalan (menyatukan).
3.      Contoh koloid liofil dan koloid liofob:
a.       Contoh koloid liofil yaitu sol kanji dan agar – agar.
b.      Contoh koloid liofob yaitu sol belerang dan sol emas.  
4.      Pada koloid hidrofil perlu ditambahkan koloid pelindung, manfaat penambahan koloid tersebut adalah agar diperoleh koloid yang stabil, tapi tidak menyebabkan koagulasi karena melapisi partikel koloid sehingga melindungi muatan koloid. Misalnya pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukkan kristal besar es atau gula dan cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.
5.      Yang termasuk proses fisika adalah cara mekanik, peptisasi, dan busur Bredig.
Yang termasuk proses kimia adalah reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
6.      Pembuatan koloid dengan cara peptisasi ini dilakukan menggunakan zat kimia untuk memecah partikel besar menjadi partikel koloid.
7.      Cara pembuatan sol belerang yang termasuk cara kondensasi dan cara dispersi
a.       Cara Kondensasi: Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2 H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
b.      Cara Dispersi: Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
X.                Kesimpulan                                   :
Dari hasil praktikum di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa :
Ada beberapa cara dalam membuat koloid, yaitu cara kondensasi dan cara dispersi. Cara kondensasi yaitu dengan menggabungkan partikel-partikel halus menjadi lebih kasar melalui suatu reaksi kimia. Dalam percobaan ini dapat dilakukan dengan cara hidrolisis. Sedangkan cara dispersi yaitu dengan memecah partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus atau partikel koloid.
XI.             Lampiran                                       : -

Komentar

  1. Bagus sekali :)
    Kunjungi :
    http://pelajarcendekia.blogspot.com/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer